Sabtu, 05 Januari 2008

PENERAPAN MULTI CHANNEL DELIVERY SYSTEM DI LIPPOBANK


TUGAS AKHIR SIT

Saat ini sistem informasi berkembang pesat dalam dunia bisnis seiring dengan semakin berkembangnya jaman, sehingga informasi yang ada dan beredar juga semakin banyak dan kompleks. Dengan kata lain, hal ini berarti bahwa sistem informasi merupakan suatu kebutuhan bagi perusahaan-perusahaan yang ingin tetap survive. Begitu juga yang terjadi di perusahaan perbankan, penerapan sistem informasi merupakan sesuatu yang vital. Sistem informasi yang digunakan dalam perbankan sekarang merupakan sistem informasi yang berbasis pada teknologi komputer. Sistem informasi dan teknologi informasi dalam dunia perbankan adalah merupakan suatu kenyataan yang tidak terpisahkan. Dengan penerapan sistem dan teknologi informasi secara tepat perusahaan tersebut dapat memiliki ”competitive advantage” dalam industrinya. Teknologi Informasi semakin membuka kemungkinan bagi perusahaan untuk mengmbangkan dan memperluas bisnisnya. Dalam industri perbankan hal ini tidak tidak terlepas dari salah satu akibat dari krisis berkepanjangan yang menimpa industri perbankan di Indonesia yaitu beralihnya kepemilikan bank swasta nasional Indonesia kepada sejumlah investor asing besar dunia. Langkah perubahan yang terjadi tidak berhenti sampai pada tingkat kepemilikan saham, namun sampai pada keputusan untuk mengganti para personil yang menduduki jabatan eksekutif dengan individu-individu yang dipandang memiliki kemampuan, kompetensi, integritas, dan profesionalisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan manajemen sebelumnya. Tidaklah berlebihan jika dikatakan, bahwa mayoritas personil yang menduduki posisi puncak tersebut berasal dari manca negara. Salah satu ciri khas mereka dalam pengelolaan bank tersebut selain membawa gaya manajemen barat yang transparan, liberal, berorientasi pasar, fokus pada kualitas adalah ketergantungan mereka pada implementasi sistem informasi dan teknologi informasi sebagai tulang punggung dalam menciptakan suatu organisasi usaha yang efektif dan efisien serta terkontrol dengan baik. Dengan pengalaman yang telah didapatkan di beberapa negara, mereka merasa sangat yakin bahwa penggunaan sistem dan teknologi informasi secara tepat akan memberikan suatu keuntungan strategis berupa keunggulan kompetitif perusahaan dibandingkan dengan para pesaing yang ada dalam industri perbankan.

Pada kesempatan ini, saya akan mengulas tentang sistem informasi dan teknologi informasi yang telah diterapkan di salah satu perusahaan perbankan di Indonesia, yaitu yang terdapat di LippoBank. Sedikit informasi mengenai sistem dan teknologi informasi yang digunakan oleh LippoBank, bahwa LippoBank menggunakan sistem informasi berbasis teknologi komputer dalam kegiatan operasionalnya seperti dalam pelayanan nasabah, kerjasama dengan perusahaan aliansinya, juga dalam pengolahan informasi intern (seperti informasi keuangan) dan informasi ekstern perusahaannya. Selain sistem komputer, sistem informasi LippoBank juga didukung oleh sistem komunikasi, sistem operasi, dan sistem pengamanan yang memadai. LippoBank mempunyai komitmen untuk secara berkesinambungan mengembangkan sistem informasi dan teknologinya untuk mendukung bisnisnya sebagai service provider yang mumpuni, serta untuk meningkatkan efisiensi kegiatan operasionalnya. Selama ini, pengembangan sistem dan teknologi informasi LippoBank diprioritaskan pada peningkatan pelayanan dan kenyamanan nasabah, sekaligus semakin memantapkan posisinya sebagai payment and settlement bank.

Untuk mengevaluasi mengenai implementasi sistem informasi dan teknologi informasi di LippoBank dapat dibagi menjadi tiga komponen, yaitu Internal Bisnis Proses, IT, dan people. Tiga komponen tersebut merupakan hal yang paling utama dalam suatu sistem informasi. Komponen pertama mengenai Internal Bisnis Proses, seperti di perusahaan perbankan lain pada umumnya LippoBank juga melakukan proses bisnis berkaitan mulai dengan penyimpanan uang nasabah sampai dengan melayani bermacam-macam transaksi yang dilakukan oleh nasabah baik pada bank maupun pada pihak ketiga yang menjadi mitra kerja LippoBank seperti Matahari Departement Store, Pizza Hut, PT. Unilever Indonesia, PT. Pos Indonesia, PT. Telekomunikasi Seluler, dan sebagainya. LippoBank menyediakan bermacam-macam layanan kepada nasabah mereka seperti menyediakan layanan transaksi pembayaran melalui telepon seluler (m-Banking solution) dengan mengeluarkan Visa Electron Distribution Card untuk mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi seperti yang dilakukan pada Matahari dan Pizza Hut, sistem clearing scripless pasar modal untuk nasabah korporasi, pelayanan e-Banking melalui pengembangan fasilitas LippoNetB@nk, mobile banking, host-to-host payment, perluasan jaringan ATM beserta perluasan fiturnya yang memberikan fasilitas kemudahan nasabah untuk melakukan transaksi pembayaran seperti pembayaran listrik dan telpon.

Dengan demikian, perusahaan membutuhkan sistem informasi yang terintegrasi penuh untuk mendukung kinerja perusahaan dan mereka menjawab semua masalah proses bisnis tersebut dengan menggunakan sistem Multi Channel Delivery system”. Sistem informasi tersebut mendukung kegiatan bisnis proses seperti : melaksanakan komputasi numeric, bervolume besar dan dengan kecepatan tinggi; menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah,akurat dan cepat; menyimpan informasi dalam jumlah yang besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses; memungkinkan pengaksesan informasi diseluruh dunia dengan cepat dan murah; meningkatkan efektifitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompok dalam suatu tempat atau pada beberapa lokasi; menyajikan informasi yang jelas; mengotomasikan proses-proses bisnis yang semiotomatis dan tugas-tugas yang dikerjakan secara manual; dan sebagainya.

Berkaitan dengan komponen kedua yaitu IT, seperti yang telah tertulis diatas, LippoBank menerapkan sistem ”Multi Channel Delivery system” yang memungkinkan nasabah akan semakin mudah mengakses kebutuhan perbankannya. Dengan demikian LippoBank harus mengintegrasikan semua sistem transaksi dengan perusahaan-perusahaan tersebut dengan teknologi informasi yang memadai. Selain mengembangkan delivery channel, LippoBank juga mengembangkan teknologi dalam kegiatan operasional dengan mengimplementasikan OPICS sebagai aplikasi treasury yang dipadukan dengan core banking system untuk memberikan sarana pengendalian risiko. Dan terakhir LippoBank mendukung sistem terpusat dengan sistem komunikasi VSAT yang memungkinkan pusat dapat secara langsung memantau semua aktivitas yang terjadi di semua bagian. Menurut saya pribadi, Jika dilihat dari evolusi pengembangan teknologi informasi di LippoBank sudah tidak lagi berada dalam dua tahap awal pengembangan yaitu reducing cost dan peningkatan produktifitas semata. Dimana pada tahap ini yang menjadi obyek dari manajemen adalah bagaimana teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi perusahaan yang dapat dicapai dengan dua cara: mengurangi total biaya yang biasa dikeluarkan oleh perusahaan (reducing cost) dan meningkatkan utilisasi sumber daya (leveraging resources). Salah satu bukti dari kebenaran fenomena ini dapat dilihat dari banyaknya aplikasi-aplikasi yang dipergunakan perusahaan Indonesia yang cenderung diimplementasikan untuk mendukung proses-proses back-office, seperti untuk keperluan administrasi dan keuangan. Tetapi yang telah terjadi di LippoBank, hal-hal yang diharapkan teknologi informasi sudah jauh melebihi daripada hanya sekedar untuk meningkatkan efisiensi perusahaan semata. Paling tidak ada tiga obyektif besar yang dicapai dan menjadi target utama dari penerapan teknologi informasi di LippoBank, yang jika diamati secara lebih seksama akan nampak bahwa fokus pengembangan lebih terarah pada fungsi-fungsi front-office: teknologi informasi secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak terhadap penciptaan produk pelayanan yang jauh lebih baik dari sebelumnya sehingga meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan (value adding activity); teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dari manajemen dalam bentuk penyediaan informasi dan pengetahuan yang relevan, tepat, akurat, terpercaya, dan bernilai tinggi; dan teknologi informasi digunakan untuk meningkatkan level perolehan pendapatan perusahaan (revenue) dengan cara memanfaatkannya untuk semakin “mendekatkan” perusahaan dengan para calon pelanggan (orientasi pada customers).

Kemudian berkaitan dengan komponen terakhir ”people”, sumber daya manusia dalam perusahaan memegang peranan yang penting bagi suksesnya suatu perusahaan kedepan. Sumber daya manusia merupakan driver bagi semua aktivitas perusahaan. Dengan semakin berkembangnya informasi, kemajuan teknologi, dan semakin tingginya tingkat persaingan maka kualitas sumber daya manusia juga seharusnya diprioritaskan untuk lebih dikembangkan agar tercapai suatu keseimbangan. Perusahaan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dengan melakukan training dan pelatihan.Hal ini juga sudah dilakukan LippoBank dan menurut saya pengembangan sumber daya menusia yang dilakukan oleh LippoBank sudah dilakukan dengan cukup baik. Perusahaan perbankan ini telah melakukan peningkatan kualitas SDM secara berkesinambungan terhadap seluruh karyawannya yang berjumlah lebih dari 6000 orang sehingga karyawan menjadi lebih profesional, handal, dan produktif melalui program-program pelatihan yang terarah. Program pelatihan tersebut dirancang dan diarahkan untuk mengembangkan kompetensi teknis dan etos kerja karyawan. Sebagai contohnya semua karyawan diberikan pelatihan tentang penggunaan jaringan/layanan internet sebelum perusahaan mengeluarkan fasilitas LippoNetB@nk, pelatihan tentang aplikasi sistem mobile banking dan sebagainya. Pelatihan-pelatihan ini sangat penting dan merupakan sesuatu yang vital saat LippoBank akan mengaplikasikan layanan dan fasilitas tersebut. Karyawan dilatih untuk menguasai ketrampilan tersebut selain untuk kelancaran aktivitas perbankan sehari-hari juga agar sistem informasi yang dijalankan perusahaan dapat berjalan dan berhasil seperti saat ini. Disamping itu, untuk menjamin kesuksesan pengimplementasian sistem informasi yang berhubungan dengan komponen people ini, Lippo Bank juga secara aktif meningkatkan komunikasi internal baik antara atasan dengan karyawan maupun antar karyawan sehingga tercipta suatu hubungan dan koordinasi yang baik diantara mereka. Layanan komunikasi yang digunakan dalam LippoBank antara lain adalah melalui majalah Lippovoice, fasilitas komunikasi intranet dan juga internet. Kita ketahui bersama bahwa dengan komunikasi yang baik, masalah yang muncul dalam aplikasi sistem informasi tersebut akan dapat diselesaikan dengan baik seperti masalah yang timbul karena kekurang pahaman pada aplikasi layanan mobile banking oleh operator cabang daerah. Masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan komunikasi secara dengan orang di bagian teknis pusat melalui internet. Selain itu, dengan adanya fasilitas komunikasi maka semua orang yang terlibat dalam sistem tersebut dapat saling melakukan pembelajaran satu sama lain dan menyamakan persepsinya melalui media tersebut agar sistem berjalan dengan baik.

Sedikit yang dapat saya simpulkan bahwa tiga komponen sistem informasi merupakan sesuatu yang sangat penting dan walaupun masing-masing komponen mempunyai peran yang berbeda tetapi komponen tersebut harus terintegrasi, terkoordinasi, dan berjalan bersama (bekerjasama) agar sistem informasi dapat berjalan dengan baik. Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, saya mohon tanggapan, kritik dan saran pembaca agar kita dapat saling belajar bersama karena saya menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna.....Terimakasih.

Kamis, 01 November 2007

"JOGJA-KU, SUDAH TAK NYAMAN LAGI"

Dewasa ini sarana transportasi berkembang pesat seiring dengan semakin tingginya mobilitas masyarakat. Transportasi menjadi salah satu faktor yang vital. Tetapi disisi lain hal itu menimbulkan masalah besar jika tidak dikelola dengan baik. Saya mempunyai pengalaman yang menarik mengenai hal ini selama tinggal di kota Yogyakarta. Dulu saya pernah mendengar cerita bahwa berkendara di Jogja sangat nyaman dan teratur. Apalagi dijaman itu transportasi masih di dominasi oleh sepeda. Tetapi sekarang keadaannya berubah drastis. Hal ini juga mungkin menjadi perhatian bagi kita, terutama bagi masyarakat Jogja. Tiap hari, terutama pada jam-jam sibuk dibeberapa ruas jalan sering terjadi keruwetan dan puncaknya sering menjadikan kemacetan. Seakan-akan jalan menjadi sudah tak nyaman lagi dan tak mampu menampung kendaraan yang ada.
Yang menjadi pusat perhatian utamanya masalah yang disebabkan oleh kendaraan umum yang tidak mentaati tata tertib lalu lintas. Kita sering kali merasa jengkel jika sedang berkendara dibelakang kendaraan umum. Mereka sering tiba-tiba berhenti disembarang tempat untuk menaik turunkan penumpang. Apalagi hal itu dilakukan oleh bis-bis angkutan kota yang berukuran besar. Dengan melihat ukurannya saja hal itu mungkin sudah akan memenuhi jalan. di benak kita akan timbul pertanyaan "relevankah pada keadaan sekarang jika bis berukuran besar beroperasi di jalan kota yang sempit". Hal itu diperparah lagi oleh faktor kelayakan operasinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah semua masalah itu timbul karena sistem transportasinya, orang-orangnya, ataukah budaya kita yang memang sudah demikian? jika masalah tersebut timbul karena hal tersebut berarti solusinya juga harus berhubungan dengan perbaikan hal-hal itu. Itu semua menjadi tanggung jawab bersama.